Natal tahun ini dunia dilanda pandemi covid-19. Aku membuat catatan ini sebagai pengingat bagi tahun-tahun mendatang. Bahwa tahun 2020 seluruh umat tak bisa merayakan Natal semeriah biasanya. Bahwa dalam kejadian tersebut ada banyak pelajaran yang bisa umat ambil.
Hari ini aku mengunjungi salah satu manusia favoritku, Antonius Sunaryo. Orang yang telah merawat ibuku sejak usia tiga tahun dengan penuh kasih dan sayang. Ia berikan semua yang dimiliki pada ibuku. Ia penuhi hak-hak ibuku dengan baik, termasuk hak beragama.
Ia yang aku panggil Kakung tak memaksa ibuku harus meyakini apa yang ia yakini. Justeru Kakung memasukkan ibuku ke MI dan membiarkan ibuku belajar mengaji di langgar.
Aku mengunjungi tempat peristirahatan terakhirnya dalam perjalanan menuju rumah Veni. Betapa berat sekali rindu pada orang yang sudah mati. Tidak ada yang bisa dilakukan selain berdoa dalam hati.
Jadi, sudah cerita apa saja hari ini dengan Bapa di surga? Ceritakan soal aku yang kini sudah menjadi penyiar di radio favoritmu semasa hidup, ya. Kadang, aku selalu ingin tahu bagaimana reaksimu ketika tahu bahwa aku sekarang adalah seorang penyiar di Radio Mandala.
Kakung, ingatkah saat kau bertanya padaku apakah aku bisa mengaji? Waktu itu kujawab aku sudah pandai membaca Al-Qur'an. Lantas kau masuk ke dalam kamarmu dan keluar dengan membawa sajadah. Kau hadiahkan sajadah itu untukku, kau bilang itu pemberian tetangga yang baru saja pulang dari Mekah.
Kakung, ingatkah saat aku menemanimu duduk di teras rumah sambil memandang jalan raya? Waktu itu kesehatanmu sudah mulai menurun. Tatapan matamu pun sudah tak seperti biasanya. Kau diam saja, tak banyak bicara. Aku pun tidak berani mengajak bicara, hanya diam saja.
Jika aku tahu bahwa waktu itu adalah kebersamaan terakhir kita, sumpah demi Tuhan aku akan bercerita banyak hal tanpa harus kau jawab. Aku tak peduli kau mendengarkan aku atau tidak. Jika aku tahu waktu itu adalah kebersamaan terakhir kita, maka aku ingin minta pada Tuhan agar tak lekas. Mengapa terburu-buru?
Selamat Natal, Antonius Sunaryo. Sampaikan salamku pada Bapa agar terus menjagamu di surga. Selamat Natal, Kakungku tercinta.
Aku menulis catatan ini dengan berderai-derai air mata mengenang almarhum. Betapa aku sangat merindukan beliau.
Comments
Post a Comment