Malam ini aku kembali teringat padamu. Kembali harus memutar kenangan saat kamu menyambutku dengan tawa khasmu ketika aku datang. Wajahmu begitu teduh. Wajahmu begitu tenang. Dan tawamu yang memperlihatkan sebuah gigi emas di ujung kiri atas itu, selalu menyenangkan. Kakung, aku rindu padamu. Aku rindu saat aku berlari ke pangkuanmu ketika aku berkunjung kerumahmu di Kepundungan. Aku rindu saat Kakung mengusap punggungku sambil berkata, "Wes mangan opo urung, ndang mangan disek." Aku rindu saat aku menginjak punggungmu ketika Kakung lelah. Kakung adalah orang yang teramat baik. Aku tidak pernah melihat Kakung marah. Aku tidak pernah mendengar Kakung berkata keras dan kasar. Aku bersyukur sekali Kung, Allah telah memilih Ibu sebagai anak yang kau angkat sebagai anakmu, Dengan begitu, aku bisa menjadi cucumu walaupun hanya cucu angkat. Aku tidak pernah merasa terganggu dengan itu semua. Dengan statusku yang bukan cucu kandung, sungguh aku
Hamba Allah yang lucu dan ayu *tiupkuku