Skip to main content

Posts

Showing posts from October, 2023

#BukuBagus: LIFE AS DIVORCEE

“Perceraian adalah emergency exit yang Tuhan sediakan ketika kita enggak sanggup lagi berada dalam hubungan pernikahan. Alih-alih keluar melalui lift yang sesak dan ada kemungkinan macet di tengah jalan, tangga darurat adalah pilihan teraman.” Buku ini sudah mencuri perhatianku sejak lama. Namun, baru bisa membeli dan menyelesaikannya Agustus lalu. Thanks to Paket Tujuhbelasan dari Mojok Store. Sebuah buku yang musti dibaca perlahan dan dipahami dengan hati-hati, Life as Divorcee. Cukup cepat aku menyelesaikan buku yang ditulis oleh Virly K.A ini, hanya hitungan hari. Selain karena aku suka pembahasannya, buku ini hanya 138 halaman. Virly K.A terbilang cukup vokal menyuarakan hidup sebagai janda. Status yang harus kita akui masih mendapat stigma dalam society kita. Buku ini mengupas perjalanan Virly yang bercerai dalam usia yang terbilang muda, 25 tahun. Usia itu aku justru masih menyimpan banyak keraguan soal pernikahan, sekarang pun masih. Aku heran mengapa ada manusia yang

#BukuBagus: TAK DI KA’BAH, DI VATIKAN, ATAU DI TEMBOK RATAPAN, TUHAN ADA DI HATIMU

Pernah enggak kalian merasa sayang menyelesaikan sebuah tontonan karena isinya bagus banget atau lucu banget dan berharap enggak buru-buru tamat? Ada beberapa konten yang membuatku merasakan hal itu tapi ya mau enggak mau kontennya harus selesai. Enggak hanya tontonan, buku pun demikian. Sejak membaca prolognya saja aku sudah senang karena akan mendapat banyak ilmu dan pengetahuan. Ini juga merupakan buku yang sudah lama aku incar. Tak di Ka’bah, di Vatikan, atau di Tembok Ratapan, Tuhan ada di Hatimu. Sebuah buku karya Habib Ja’far Al-Hadar. Aku mengenal (si kenal), mengetahui beliau sejak menonton channelnya, Jeda Nulis. Konten-konten Islam ramah yang waktu itu beliau bawakan sungguh mencerahkan. Tentu saja saat itu beliau masih begitu polos, tidak menyelipkan humor-humor dan nampak tegang meskipun pembawaannya santai karena belum menjadi habib industri. Pokoknya mah dulu beliau tidak idol-able sekali, wkwkwk. Buku bagus ini terdiri dari lima bab dengan materi per sub-bab isin

#BukuBagus: TITIK TEMU

Tidak banyak penulis buku fiksi yang gaya penulisannya betah aku baca berlama-lama, selain karena memang ya enggak banyak juga buku yang aku baca. Beberapa kali aku pernah bilang bahwa penulis buku favoritku adalah Pak Cik Andrea Hirata. Aku jatuh cinta pada tulisannya setelah mengenal film Laskar Pelangi. Bahkan buku beliau yang pertama kali kubaca bukan Laskar Pelangi, aku lupa yang mana. Yang jelas, Andrea Hirata masih menempati posisi puncak penulis buku favoritku. Berawal dari promo kemerdekaan dari Mojok Store, aku akhirnya bertemu dengan Ghyna Amanda. Penulis novel Titik Temu yang surprisingly aku sangat suka. Promo “Paket Tujuhbelasan” waktu itu menyediakan empat buku yang bisa dipilih berdasarkan tiga kategori. Kategori A (pilih satu buku), kategori B (pilih satu buku) dan kategori C (pilih dua buku). Kategori A aku pilih Life as Divorcee, kategori B aku pilih Childfree and Happy dan kategori C aku pilih Dubidubi Duma dan Titik Temu. Empat buku itu ditebus hanya seharga Rp 11

RECHARGE

Setelah Sabtu kemarin aku dapat kabar dari Bibeh kalau dia sudah di Banyuwangi, hari ini aku langsung ke rumahnya. Betapa aku sangat kangen ngobrol banyak hal sama dia. Setelah dia menikah dan ikut suaminya ke Pamekasan memang terasa sekali aku kehilangan teman bercerita. Ngobrol dengan Bibeh berbeda dengan yang lain. Setelah mengantar ibu dan Ai ke rumah mbah aku langsung berangkat. Tidak sampai setengah jam aku sudah sampai. Rumahnya sedang ramai. Selain karena ada arisan teman-teman Mbak Luluk, di rumahnya juga ada Ibu, Bapak, Cak Habib dan Cak Ulum. Na Willa seperti biasa, seperti yang sering aku lihat di story WA mamaknya, selalu lincah cerah ceria. Bibeh bilang sejak datang Kamis malam kemarin Na Willa masih ogah-ogahan diajak main sama anggota keluarga lain, kecuali Fahri. Tapi, sejak aku datang dia menunjukkan sikap yang sangat bersahabat sekali. Mungkin aku dikiranya Onty Mila (kakak ipar Bibeh). Karena banyak yang bilang kami ini mirip. Bertemu Bibeh seperti isi ulang energi

PETUALANGAN SHERINA 2

Hari ini aku melunasi hutang pada Ai. Beberapa bulan yang lalu aku bilang kalau akan mengajak dia nonton Petualangan Sherina 2. Dia excited menunggu sampai akhirnya tiba waktunya. Sebetulnya aku juga janjian dengan Rani dan Zahro, tapi apa daya akhirnya kami hanya berdua. Rani jam 5 sore masih ada di kantor, sedangkan Zahro juga masih harus urus ini dan itu. Film mulai pukul 17.30, sudah tentu Rani tidak bisa menyusul. Kalaupun menyusul pasti akan sangat tertinggal jauh. Setelah membaca pengalaman menyenangkan warganet setelah nonton Petualangan Sherina 2 aku jadi tidak sabar. Sebetulnya aku ini tidak menonton Petualangan Sherina yang pertama. Nonton ketika sudah dewasa dan itupun tidak sampai selesai. Tapi ya film Petualangan Sherina yang pertama itu berhasil dibicarakan dimana-mana sehingga yang tidak nonton pun merasa seperti ikut nonton. Fahri juga begitu. Dia nonton Petualangan Sherina yang pertama dan suka. Jadi ketika aku bilang kalau ada Petualangan Sherina 2, dia senang bu