Di kehidupan selanjutnya saya tetap mau terlahir sebagai anak dari bapak dan ibu saya. Yang sepanjang saya ingat, mereka akan selalu mengusahakan segalanya untuk anak. Bagian ini saya rasa semua orang tua pun begitu. Mereka selalu mengusahakan untuk memberi kenangan yang baik. Hal-hal yang kami lakukan di masa lalu nyatanya membentuk saya menjadi anak yang sangat mencintai rumah hingga enggan berpisah dengan mereka. Kata orang rumah adalah tempat paling nyaman untuk pulang dan alhamdulillah sampai detik ini bagi saya adalah iya. Banyak sekali cerita yang ibu ceritakan di kala kami sedang berdua. Cerita soal ibu yang dulu sebel banget sama bapak, karena mondar-mandir melulu depan rumah ibu. Bapak dan ibu saya dulu bertetangga. Bapak anak perumahan, ibu anak kampung di pinggir perumahan bapak. Sampai hari ini kalau ibu cerita soal proses pertemuannya dengan bapak, ibu selalu enggak habis pikir kok bisa mereka berdua menikah. Dulu, di sebelah rumah ibu ada sebidang tanah wakaf yang
Hamba Allah yang lucu dan ayu *tiupkuku