Skip to main content

Posts

Showing posts from May, 2017

Ya, Hari Ini 31 Mei

Selamat malam, gaes . Sebenarnya ada banyak tulisan yang belum terposting, namun kali ini saya buka dokumen baru di microsoft word dan menuliskan apa saja yang terjadi hari ini, sedari saya buka mata pukul tiga pagi tadi hingga saya mengetik tulisan ini. Sesaat setelah saya menghidupkan data ponsel, ada beberapa pesan WA yang masuk. Sebagian pemberitahuan dari beberapa grup, sebagian lagi doa yang dikirim oleh teman-teman saya. Ya, hari ini 31 Mei. 31 Mei kali ini bertepatan dengan bulan suci Ramadhan. Ada atmosfer tersendiri yang saya rasakan. Seperti biasa, 31 Mei tidak melulu tentang seorang Meydiana Isfandari yang lahir ke dunia, namun, juga tentang dua anak adam yang mengikat janji suci berdua. Dua puluh tiga tahun yang lalu, Bapak dan Ibu saya melaksanakan akad nikah. Tepatnya 31 Mei 1994. Berjanji sehidup semati di depan Allah, malaikat-malaikat serta para saksi. Dan, janji itu, alhamdulillah tak patah hingga hari ini. Saya lahir ke dunia tepat setahun setelahnya,

Tidak Sendiri Pada Waktunya

Atas ridho Allah SWT, saya dan Bibeh sore ini sampai di rumah Bangli, Wongsorejo. Ngapain kita sore-sore main ke rumah Bangli berdua doang? Jauh pula. Ya karena kita di undang ke resepsinya Bangli, hehehe. Iya, gaes , Bangli nikah. Tadi di WA Bibeh bilang berangkat jam setengah tiga, karena rumah Bangli jauh, biar pulangnya nggak kemalaman. Saya iya-in. Ternyata jam 15.14 Bibeh baru kirim chat yang isinya “Otw, di.” Karena saya sudah rapi sejak tadi, akhirnya saya bisa santai sambil nunggu Bibeh datang. Setelah beberapa menit, Bibeh datang. Kami segera berangkat. Karena perjalanan kami kali ini lumayan agak jauh, selama perjalanan kami banyak cerita. Paling banyak sih cerita tentang HTI. kami selalu seperti ini. Tiap ketemu yang dibahas kalo nggak urusan HTI ya urusan hati. Hingga kami mulai lelah dan akhirnya bisu selama sisa perjalanan. Ngobrol di atas motor dengan kecepatan di atas 80km/jam itu sungguh perbuatan sia-sia belaka, bikin haus, gaes. Setelah entah berapa lama, a

Mengapa Wandra ada di Brosur dan Baliho Untag Banyuwangi?

Senin sore kemarin, sekitar pukul 16.30 saya sudah nongkrong di warung Pak RT dengan memeluk karung berisi brambang a.k.a bawang merah. Waktu itu saya sedang mapag tante saya. Mapag is ‘menunggu’ in Indonesia. Yah perempuan mah gitu, bisanya cuma nunggu . Saya terus melihat arah Selatan, hingga akhirnya Avanza putih berplat P 93 5 X berhenti di depan TK Hang Tuah. Saya yang kecil mungil ini langsung menyeberang jalan yang waktu itu lumayan lengang, sambil tertatih-tatih karena karung berisi brambang itu lumayan berat. Setelah memastikan bahwa yang ada di dalam mobil itu adalah sanak famili saya, saya masuk. Ya, kan, nggak lucu, gaes , kalau besoknya ada berita yang isinya ‘Seorang gadis diculik di depan gang rumahnya karena diduga membawa sesuatu yang mencurigakan dalam karung berwarna putih’. Tidak mbois sama sekali, kan? Di dalam mobil sudah ada tante, om, Raisya dan Lintang. Sepanjang perjalanan ke Lateng saya banyak ngobrol dengan Lintang. Lintang adalah adik sepupu