Skip to main content

Posts

Showing posts from December, 2017

Dua Ribu Delapan Belas

Selamat tahun baru 2018. Tahun dimana Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Surat Izin Mengemudi (SIM) habis masa berlakunya. Siap-siap ngurus perpanjangan, nih. Malam ini saya ngetik sambil makan mi sedap ayam bawang plus nonton running man. Nginep di rumah mak e. Dah gitu aja, gaes. Postingnya gak perlu nunggu jam 00.00 kan, ya? Keburu ngantuk euy aing. 😂😂😂

Dua Ribu Tujuh Belas

Tinggal menghitung hari, dan semuanya akan berakhir. Tuntas sudah penanggalan di tahun dua ribu tujuh belas. Banyak suka duka yang aku lalui. Tak terasa sudah berapa banyak air mata yang tumpah di tahun ini. Berapa banyak tawa yang menghiasi wajahku di tahun ini. Berapa kali aku jatuh sakit di tahun ini. Dua ribu tujuh belas adalah tahun yang berat bagiku. Di tahun ini aku menghadapi tugas akhir yang agaknya membuat moodku tidak stabil. Urusan perkuliahan yang hanya tinggal sedikit lagi itu justru menambah beban bagiku. Administrasi, birokrasi, semuanya njelimet . Aku rasa inilah fase paling menyebalkan selama aku menjadi mahasiswa. Selain itu, aku memikirkan banyak hal yang sebenarnya aku sendiri tidak tahu apa yang menjadi beban pikiran. Aku menjalani hidup dengan ritme yang entah bagaimana grafiknya. Sehingga setiap bertemu dengan orang, orang itu akan bertanya “Kamu kok kurusan? Banyak pikiran?” Ya. Banyak sekali hal yang kupikirkan. Ya! Ingin sekali aku bilang ‘ya’ sa

Untuk Apa Melupakan

Melupakan adalah pekerjaan sia-sia yang tidak sepatutnya orang normal lakukan. Semakin kita berusaha untuk melupakan, semakin kuat ingatan kita akan hal itu muncul. Ya kecuali jika kita amnesia. Bagaimana cara agar kita tidak selalu mengingat kenangan? Sibukkanlah dirimu. Sibukkan dirimu dengan hal-hal baik. Apakah hal itu cukup? Tentu tidak. Nanti, saat siang tenggelam dan malam menjelang, ingatan-ingatan tentang kenangan itu akan datang. Jika sudah seperti itu, kita bisa apa? Jika kita sudah menyibukkan diri sedemikian rupa lantas tetap teringat, kita bisa apa? Sejauh ini, selama ini, aku tetap berusaha untuk sibuk. Aku tidak melupakan apapun. Aku mengingat setiap hal yang menimpa hidupku. Aku mengingat setiap jengkal tempat yang aku datangi. Aku mengingat setiap orang yang datang membawa perubahan dalam hidupku. Aku mengingat setiap peristiwa yang membuatku sedih, menangis, tertawa, marah. Melupakan adalah pekerjaan sia-sia. Melalui tulisan ini aku ingin menjelaskan segalan

Nonton Film

Lagi gak pingin nulis yang berat dan panjang. Malam ini kami bertiga nonton Ayat-Ayat Cinta 2. Saya, Holip, Bibeh. Fiya absen, karena dia lembur kerja. Film ini bikin kami misek-misek di pojokan. Mata kami sembab. Tapi saya yang paling parah. Keluar studio bertemu banyak orang saya jadi nggak nyaman, ya karena mata bengep ini. Besok insyaallah saya akan tulis film AAC2 ini based on my humble opinion . Itu juga kalau besok mood baik dan nggak kumat - kumaten . Baiklah, see you tomorrow ~

Liburan Ceria

Siang ini saya, Bibeh, Dik Ayu silaturahmi ke rumah Holip. Perempuan-perempuan jalang ini, eh, lajang maksudnya, bertamu ke rumah perempuan yang juga lajang. Jadilah 4 perempuan lajang bersatu. Kami siap menyelamatkan dunia yang semakin tak berpihak pada perempuan baik-baik cem kami. Dik Ayu sangat ingin bertemu Holip, biar bisa sharing masalah menulis. Apalagi Dik Ayu juga suka menulis cerpen. Saya dan Bibeh? Kami cuma leyeh-leyeh sambil ngabisin kripik singkong yang dikasih gula, lupa namanya saya. Emang saya dan Bibeh ini nggak ada gunanya blas kalo bertamu. Ngabisin suguhan doang. Heuheuheu. Ba'da ashar kami berempat pindah tempat ngobrol. Kami ke pantai boom. Dari sana kami duduk-duduk manja di tribun sambil menikmati lukisan alam ciptaanNya. Ngobrol ngalor ngidul ditemani seporsi tahu walil dan sekresek keripik singkong yang saya lupa namanya. Kegiatan sore ini membuktikan bahwa bahagia itu tidak butuh kemewahan. Duduk melingkar ditemani cemilan dan ngobrol bareng, itu sud

Bapakku yang Lucu

Malam ini saya masih diberi kesempatan untuk hadir dan bersholawat bersama Habib Syech. Berangkat setelah maghrib, saya dan partner in crime saya (sebut saja Bibeh) langsung menuju pendopo. Biasa, lah, ya, urusan Bibeh banyaaak. Saya cuma nemenin dia. Ada sedikit cerita yang bagi saya ini lucu. Tapi nggak tahu lagi bagi kalian. Sebelum berangkat ke stadion, Bapak bertanya, karena blio melihat anaknya ini sudah rapi dengan jilbabnya. "Mau kemana, Kak?" Saya jawabnya pake kode. Karena waktu itu ada Fahri yang juga memandang saya menunggu jawaban. Kalo saya jawab mau sholawatan, dah pasti Fahri minta ikut. Saya jawab pertanyaan Bapak dengan melambai-lambaikan bendera NU yang saya dapat di sholawatan bareng Habib tahun lalu. Bapak saya paham. Blio bilang lagi, "Ojo bengi-bengi yo balik e." Ingin sa jawab, "Oke siap, bosque. Nggak malam tapi pagi." tapi ora wani. Beberapa saat kemudian Bibeh datang. Saya langsung menyambar tas yang telah siap dengan amunisi.