Skip to main content

Posts

Showing posts from January, 2024

FEELING IS HEALING

Rasanya aku sudah menuliskan ini dimana-mana. Bahwa Desy adalah satu-satunya teman SD yang sampai saat ini masih rajin hangout bareng. Setelah lulus kuliah kami justru jadi semakin dekat. Ada saja celetukan perempuan itu yang membuatku tertawa. Desy ini tipe perempuan yang mudah mengekspresikan apapun yang dia rasakan. Kemarin kami ke Seling. Tidak ada jadwal pasti untuk hangout sebetulnya, karena kami sama-sama tipe manusia mager. Kalau enggak janjian dulu, jarang kami mau keluar dadakan. Seperti biasa, tidak banyak yang kami bahas. Pertemuanku dengan Desy bisa dibilang sebagai stress release. Hal-hal remeh temeh yang justru sering kami bahas. Dan, dia ini selalu akan mengungkit apa yang aku posting di twitterku. Adaaaaa aja bahan untuk menginterogasiku. Seperti satu twit yang aku buat beberapa waktu lalu, yang tentu saja akhirnya membuatku mengingat lagi waktu dulu. Aku menceritakan sedikit bab patah hati yang pernah aku lalui. Des, gini gini aku juga pernah patah hati keleus. "

KUNANG-KUNANG ITU LAGI

Setelah insiden berkunang-kunang pas ngemc tempo hari, aku jadi lebih memerhatikan pola makanku. Berjanji pada diri sendiri untuk tidak suka telat makan lagi. Membayangkan insiden minggu lalu terulang lagi aku sudah ngeri sendiri. Dulu kejadian yang mirip pernah aku alami ketika memandu acara Dinas PU Pengairan di Genteng. Aku ini memang tidak terbiasa sarapan, jadi ketika ada job ngemc pagi aku jarang sarapan terlebih dahulu. Waktu itu memang sama sekali belum terisi makanan, meskipun itu roti. Nah, acara PU Pengairan waktu itu cukup meriah. Karena memang acara seru-seruan, pembagian hadiah, acara semi formal lah. Ada momen saat membacakan nomor pemenang aku diserang mulas. Perutku tiba-tiba melilit, aku secara otomatis berjongkok. Ada perasaan ingin muntah tapi saat yang bersamaan aku juga sadar perutku kosong jadi tidak ada yang bisa aku muntahkan. Aku berjongkok beberapa saat sambil mengatur napas dan minum air putih. Setelah agak lumayan, aku meminimalisir teriakan. Aku jadi paham

HIDUP SERIBU TAHUN LAGI

Tuhan ini benar-benar Maha Membolak-balikkan hati. Baru juga kemarin kami sekeluarga diberikan perasaan gundah, perasaan tidak nyaman, perasaan yang bisa membuat manusia tidak bergairah, tidak semangat menjalani hidup. Besoknya alias malam ini, kami sekeluarga sudah bisa kembali tenang. Perasaan-perasaan negatif tadi berganti dengan perasaan nyaman yang tentu saja itu adalah perasaan positif. Jika semalam kami tidur dengan membawa serta perasaan negatif, malam ini kami tidur dengan penuh perasaan baik. Sesignifikan itu kondisi hati memenaruhi kualitas tidur. Kalau ada yang bilang jangan tidur dalam keadaan marah, itu benar. Segala perasaan yang kita rasakan ini punya pengaruh pada tubuh kita. Seperti spons, tubuh kita menyerap apa-apa saja yang masuk. Jika menyerap energi negatif, ya itu yang akan kita rasakan. Kita tidak pernah bisa melihat hal baik, merasakan hal baik, atau melakukan hal baik karena terlalu banyak hal negatif yang masuk. Pernahkah kalian merasa semangat untuk hidup?

AKHIRNYA, AKAL BUKU.

Besok paginya kami bertemu di depan DPRD DIY, di pelataran Jalan Malioboro. Bibeh dan Arinal jalan pagi, aku menyusul mereka sekitar pukul 7 karena memilih untuk rebahan lebih lama di kamar. Udara pagi di Jogja, jalan kaki, memerhatikan banyak orang berkegiatan, membuatku rileks. Jarak penginapan kami dengan Jalan Malioboro benar-benar dekat. Sehingga jalan kaki ini juga membuat kami bisa menikmati suasana di sekitar. Aku melihat Na Willa sudah lebih segar. Dia menikmati main dengan mak dan bapaknya. Aku bergabung dan duduk berdua dengan Bibeh sambil memerhatikan lalu lalang kendaraan. Perjalanan kami kali ini memantik ingatan beberapa tahun lalu ketika pergi ke Jogja bersama Komunitas Pegon. Tapi, perjalanan kali ini lebih tenang, lebih banyak waktunya, karena juga ini perjalanan pribadi, bukan tugas negara seperti yang dulu kami lakukan. Selesai menikmati udara pagi, secara impulsif kami memutuskan minum jamu. Ya, betul, saudara sebangsa setanah air. Kami minum jamu. Sebetulnya kami

GOES TO JOGJA

Akhirnya cita-cita itu terwujud, kami datang ke Yogyakarta dan bertemu lagi dengan Kalis Mardiasih. Dulu, ketika menunggu kereta di stasiun, Mbak Kalis menawarkan kami untuk hadir ke pernikahannya dengan Mas Agus Mulyadi. Aku kira hanya basa-basi, mendekati hari H beliau menghubungiku. Tapi, karena satu dan lain hal kami tidak bisa datang. Setelah itu, kami (aku dan Bibeh) berjanji suatu hari nanti harus datang ke Jogja. Jika tidak di momen pernikahan Mbak Kalis, ya di momen bahagia beliau yang lainnya. Kelahiran Raras Ugahari lah momen bahagia itu. Kami merencanakan perjalanan ini sejak November 2023. Mulai dari pesan tiket kereta, pesan penginapan dan segala tetek bengeknya. Melakukan perjalanan jauh dengan pasangan suami istri anak satu itu memang harus penuh kesabaran. Kalau saja aku pergi sendiri pasti sudah tidak perlu ada pertimbangan lain. Aku bisa memutuskan sendiri bagaimana nanti perjalanan yang akan aku tempuh. Kami berangkat tanggal 3 Januari, persis di hari ulangtahun Bib