Skip to main content

Posts

Showing posts from February, 2017

Retrouvailles

Pernah dengar istilah Retrouvailles ? Retrouvailles adalah perasaan bahagia seseorang setelah sekian lama akhirnya bertemu kembali. Hari ini saya dilanda retrouvailles.   Pertama saya harus ceritakan dulu siapa orang yang menyebabkan saya terserang retrouvailles seperti ini. Semalam, ketika saya sedang scroll up-down timeline facebook , saya mendapati status seorang kawan lama. Saya menanyakan nomor WA melalui kolom komentar. Setelah dapat, saya segera menghubungi via WA. Kami bertukar kabar dan kesibukan masing-masing. Dari perbincangan semalam saya tahu bahwa tempat tinggalnya sudah tidak di rumah yang selama ini saya ketahui. Dia sudah pindah ke Rogojampi. Dia adalah salah satu kawan baik saya di SMP. Setelah saya ingat-ingat, pertemuan terakhir kita ya saat di SMP dulu. Selama ini kami hanya bertukar kabar via sosial media, itu pun sangat jarang. Akhir-akhir ini, dia sering muncul di beranda facebook . Hal yang sangat jarang dia lakukan (dulu). Dari kabar-kabar maya itu

Surga Yang (Masih) Tak Dirindukan

Hhhh … (take a very deep breath) . Saya bingung harus memulai tulisan ini dari mana. Saya masih lelah karena terus-menerus ngelapin air mata dan ingus di dalam bioskop tadi. Tapi, demi dedikasi saya sebagai penulis blog yang isinya hanya curhatan nan alay, saya akan menguatkan dan memantapkan hati. Juga, saya harus segera menuliskan ini sebelum segala yang ada di kepala saya musnah entah kemana. Hari ini saya nonton Surga Yang Tak Dirindukan 2 bersama Inda. Belajar dari kesalahan-kesalahan di masa yang lalu, saya pesan tiket dengan nomor kursi D09 dan D10. Pas, tidak terlalu depan juga tidak terlalu belakang. Saya tidak bisa membayangkan jika hari ini saya tidak pesan tiket terlebih dahulu. Secara kami sampai parkiran bioskop pukul 15.29, belum waktu yang kami tempuh untuk berjalan ke dalam bioskop, belum lagi antri tiket, belum lagi ini, belum lagi itu. Padahal jadwal tayang film pukul 15.30. Duh, bisa-bisa Mas Pras sudah nyusulin Mbak Arini ke Budapest. Ini bukan tulisan

Organisasi Dan Cinta: Seimbangkan, Ya ...

Semalam entah mengapa tiba-tiba saya mengeluarkan uneg-uneg yang sudah menggumpal di dalam hati. Saya menumpahkannya dalam sebuah status di salah satu media sosial saya (facebook) . Dan hasilnya seperti yang telah saya duga. Kontroversial. Ada yang menduga saya marah-marah lantas menyayangkan sikap saya, ada yang ngadem-ngadem saya, ada yang bilang saya ngamuk elegan, ada juga yang malah memberi saya gelar motivator perempuan abad ini macam Cak Ayunk. -__- Saya tipikal orang yang selalu “saring sebelum sharing” (itu sekarang, dulu mah kagak, nulis status ya nulis aja, sampai akhirnya facebook memiliki fitur share kenangan yang bikin kita sadar betapa alay-nya kita dulu) . Sebelum menekan tombol post , saya baca lagi status saya berulang-ulang. Hapus, ketik, hapus, ketik, begitu seterusnya hingga tiga puluh menit berlangsung. Saya harus bisa mempertanggungjawabkan segala sesuatu yang telah saya tulis. Saya harus siap menerima semua konsekuensi dari apa yang saya utarakan. Sepert

Dia (tak benar-benar) Kembali

Dalam bukunya yang berjudul Kata Hati, Bernard Batubara menuliskan, “Masa lalu tak seharusnya kembali, dan memang tak sepantasnya kembali.” Kalimat itu seharusnya benar. Ya, masa lalu memang tak seharusnya kembali. Masa lalu, meskipun kembali, dia tak akan pernah sama lagi. Saya tak pernah menyangka akan ada dalam situasi seperti ini. Dia yang saya sebut masa lalu, ternyata datang lagi. Dengan segala kelapangan hati, saya mencoba menghadapi. Tiap kata yang ia ucapkan tak ubahnya ujung belati, melukai apapun yang ia lewati. Saya kembali menerima permintaan maaf, dan saya pun kembali dengan mudahnya memaafkan. Saya pun tidak tahu, apakah saya bisa marah padanya? Apakah saya bisa membencinya? Apakah saya mampu tak acuh padanya? Mengabaikannya? Setelah sekian lama saya terbiasa tanpa kabar darinya, selalu saja seperti ini. Setelah sekian lama saya terbiasa tak berhubungan dengannya, selalu saja berakhir seperti ini. Kenapa dia kembali? Kenapa dia tak mengabaikan saya saja? Ken