Sabtu siang ini seperti biasa aku menjemput Mak e di Tangkong. Semenjak Pak Nik -ojek langganan Mak e yang sudah seperti keluarga sendiri- pergi ke Bali untuk bekerja, aku yang antar jemput Mak e. Tidak jelas kapan pulangnya Pak Nik. Aku berdoa semoga nggak seperti Bang Toyib yang nggak pulang-pulang ya Pak? Saat baru keluar dari pagar dan melewati mushola di sebelah rumah, ada seseorang yang berteriak memanggilku. Tapi aku tidak begitu jelas dengan apa yang dia ucapkan. Aku menoleh ke belakang, ternyata Dik Ria. Dik Ria masih menatap ke arahku. Aku pikir dia hanya berkata aku mau kemana. Sehingga aku tetap melajukan motor. Tapi setelah itu perasaanku tidak enak. Aku mengingat-ingat sesuatu. Pasti ada yang salah. Aku mengayunkan kakiku kebawah. Benar saja. Ternyata standard motor belum aku angkat. Ah, Mey. Untung aku tidak celaka. Aku berterimakasih pada Dik Ria *dalam hati tentunya Allah mengingatkanku melalui gadis kecil itu. Setelah i
Hamba Allah yang lucu dan ayu *tiupkuku