Skip to main content

Posts

Showing posts from May, 2015

Sepatu

Kita adalah sepasang sepatu Selalu bersama tak bisa bersatu Kita mati bagai tak berjiwa Berjuang karena kaki manusia Aku sang sepatu kanan Kamu sang sepatu kiri Ku senang bila diajak berlari kencang Tapi aku takut kamu kelelahan Ku tak masalah bila terkena hujan Tapi aku takut kamu kedinginan Sudah, cukup. Itu hanya penggalan dari lagunya Mas Tulus. Judulnya "Sepatu" Iya, SEPATU. Unik ya? Di saat semua judul lagu para musisi kebanyakan tematik atau romantis-romantis, Tapi judul lagu Mas Tulus yang ini malah Sepatu. Pertama kali dengar judul lagunya aku pikir "Ini lagu apaan? Kok judulnya sepatu." Tapi pas sudah dengar lagunya, Wohooo, penuh makna brooo :D Hanya dari benda yang bahkan tak penah terlintas dipikiran para musisi untuk dijadikan bahan lagu, Mas Tulus justru membuatnya menjadi sebuah lagu yang sangaaat sangat menawan. Two thumbs deh, Mas .. Oke. Kali ini aku tidak akan bahas lagu Sepatu. Aku akan ba

Our Day

31 Mei 1994. Dua insan yang dipertemukan Tuhan mengikat janji suci Janji untuk hidup bersama sepanjang hayat mereka Janji suci untuk saling menjaga satu sama lain Janji suci kepada diri mereka dan Tuhan mereka Janji yang disaksikan oleh banyak pasang mata Janji yang hingga 21 tahun ini tidak teringkari Hingga tepat setahun setelah janji tersebut, lahirlah aku ke dunia 31 Mei bukan hanya sekedar hari dimana mereka membuat janji Jauh dari dugaan,  Tuhan menunjukkan kebesaranNya dengan melahirkan aku di tanggal yang sama saat dua insan itu melaksanakan akad. 31 Mei 1995 aku dilahirkan. Secara normal, tidak operasi. Setiap tanggal tersebut, ketika mereka dengan begitu ikhlasnya selalu mendoakan kehidupanku Aku mendoakan untuk janji mereka Aku mendoakan agar mereka selalu kuat menghadapi apapun Agar janji mereka tidak terkhianati Agar janji mereka abadi hingga ajal tiba Aku mendoakan mereka berdua Pernikahan mereka, Abah dan Ibuku Ketika Abah han

Selamat Menua

Hari ini umurmu bertambah setahun lagi. Selamat ulang tahun, pribadi yang terus berusaha memperbaiki diri ... Cut. Ah, nama panggilanmu itu kadang membuatku tidak mengerti. Kenapa aku memanggilmu Cut? Kenapa aku malah ikut-ikutan Mas Alvin? Aku hanya membayangkan ketika ada teman kita yang bertanya, "Mey, kenapa kamu manggil Rani Cut?" "Ikut-ikutan Mas-nya Rani." Ah, kan nggak kece banget. Nggak ada historisnya -___- Tapi ya anggap saja ini kegilaan  keunikan kita. Kamu memanggilku Cot, yang sudah pasti, tidak lain dan tidak bukan dikarenakan hidungku yang terlalu mbangir  ini hahahaha. Ya kan ya kan??? :D Abaikan. Hey sahabatkuu, selamat bertambah usia yaa ... Selamat menikmati udara di usia 20. 20 tahun sudah Tuhan mengizinkan kamu untuk bernafas di dunia-Nya tanpa dipungut biaya :D Lihat, betapa Maha Pemurahnya Dia, kan? Segala semoga yang ku semogakan untukmu. Semoga segala yang baik terus ada pada dirimu. Lima tahun sudah kita saling

Fever Of The Year

Siang ini benar-benar panas. Saya sudah terbiasa dengan suhu Banyuwangi yang agak galau ini. Kadang panas terik, kadang dingin menusuk. Cuaca sudah tidak dapat ditebak lagi apa maunya kapan bulannya. “Padahal kan ini harusnya sudah musim panas? Kok hujan terus sih? Bikin inget mantan deh .” Hal semacam itu sering saya dengar. Namanya juga kita, manusia. Selalu apapun dibuat repot. Musim lagi panas, minta hujan. Sudah di kasih hujan, kedinginan, minta panas. Ah, lama-lama di kasih hujan air panas baru tahu rasa! Oke. Abaikan. Hari ini suasana di rumah saya agak beda, gaes … Tahu kontestan D’Academy yang dari Banyuwangi itu? Iyaa D’Academy? Iyaaa itu loh yang di Indosiar? Iyaaaa Danang, tahu nggak? “Nggak tahu, saya nonton X-Factor. Mama saya tuh yang nonton D’Academy.” Mak jlebb … Oke, permisi #ngacir sambil nunduk Salah ngambil sampel buat survey hahahaha … Hihihi, enggak ding … Itu tadi just in my wildest imagination, gaes … Jangan t

Istanbul Masih Jauh

Istanbul. Ah kota ini. Dasar ngeyel . Padahal hanya akan merasa sesak saja jika aku terus membayangkan Istanbul. Entah sejak kapan aku mulai jatuh cinta padanya. Setiap saat, setiap waktu, setiap shalat aku terus terbayang tiap sudut kota itu. Memang, aku belum pernah menginjakkan kaki disana. Tapi rasa²nya Istanbul sudah begitu dekat saja. Aku sudah bisa mencium aroma Bhaklava hangat yang baru matang. Atau aroma Chay yang sangat harum. Menikmatinya sambil duduk menghadap Bhosporus. Ah Tuhan, sungguh nikmat yang luar biasa. Istanbul. Aku pernah membayangkan menjamahmu bersama seseorang. Dia, seseorang itu, yang selalu mengusikku hingga saat ini. Yang selalu membuatku menangis saat menghadapNya. Aku hanya membayangkan kami berdua menelusuri sudut² Grand Bazar. Memotret kemegahan Hagia Sophia. Atau melihat keindahan Istanbul dari balon udara di Kappadokia. Hhhh kan, semakin sesak rasanya. Aku masih dan akan tetap menaruh mimpi² untuk bisa menjelajah Turki.

Unpredictable Man

Ah, aku benar-benar hampir gila dibuatnya. Dia selalu berhasil membuatku senam jantung. Dia itu benar-benar unpredictable man . Pagi ini Ibu membangunkanku dengan brutal panik. Ada apa? tidak biasanya. Aku mendengar Ibu yang berkata ada temanku diluar. Segera aku bangkit dan melihat dari jendela. Huwaaa, benar saja. Itu dia! Sepagi ini? Eits, tunggu. Aku melihat jam di hp-ku. Sial, ini sudah pukul 07.32 Bukan pagi lagi namanya. Aku melihat dua missed call. Dan semuanya dari dia. Ah Meeeeeyy, kenapa hapemu di silent? Kan jadi nggak denger ada telpon? Tanpa berkaca ria aku segera mengenakan jaket dan menutup kepalaku dengan jilbab. Ya, aku menemuinya tanpa ke kamar mandi terlebih dahulu. Jorok! Biar saja, hahahaha :D Dia menatapaku prihatin. “Baru bangun Mey?” Aku mengangguk pasrah. “Sakit kah?” Aku menggeleng. Tidak mungkin aku mengatakan kalau aku memang sakit. Bahkan wajahku tidak pucat sama sekali. Bukan sakit demam. Mel