Skip to main content

Posts

Showing posts from June, 2017

Komitmen Tak Tepat Waktu

Setelah memastikan bahwa Ustadz Mushollin tidak ada di rumahnya, kami segera pulang ke rumah masing-masing. Saya, Bibeh, Suryanto dan Irfan. Saya dan Bibeh tidak langsung pulang. Kami mampir ke warung nasi goreng yang ada di pojokan dekat Toko Mery. Mbak Luluk sempat telpon Bibeh dan pesan nasi goreng. Kami duduk di kursi yang telah di sediakan setelah memesan dua bungkus nasi goreng. Kami berdua duduk sembari menikmati Choco Marble -nya Amanda yang Bibeh beli tadi. Saat sedang ngobrol berdua, dengan mulut penuh brownies, kami melihat sosok laki-laki yang sangat kami kenali dari arah Utara. Laki-laki itu mengendarai motornya dengan kecepatan sedang. Laki-laki berkacamata yang kemana-mana selalu tak lupa mengenakan songkok. “Kaaaaaang …” kami berteriak memanggil laki-laki tersebut. Ya, laki-laki itu adalah Kang Sholeh, ketua PAC IPNU Kecamatan Banyuwangi. Beliau menoleh pada kami lantas tersenyum sambil membunyikan klakson. Sambil masih menikmati Choco Marble , Bibeh bercerita

Hikmah Batal Ikut Pra Nikah

Seperti biasa, pagi-pagi sekali saya sudah berada di Lateng. Pagi itu hujan masih mengguyur Banyuwangi. Dengan berjinjit-jinjit saya masuk ke rumah. Di dalam ada Tante, Raisya dan Lintang. Sesaat setelah saya duduk, datanglah Rara dan Om. Mereka baru pulang dari tempat dr. Purwanto, memeriksakan kaki Rara yang tengah sakit. Om memberikan surat rujukan dari dr. Purwanto kepada istrinya. Rara harus dirujuk ke rumah sakit. Karena luka yang ada di kakinya itu harus di operasi. Saya bergidik ketika mendengar kata operasi, saya lihat wajah Rara yang mulai menangis. Setelah selesai mengantar Lintang dan Fahri sekolah, saya mengantar Rara ke RS. Yasmin. Dalam blangko rujukan tersebut kami harus menemui dr. Radhi Bakarman. Selesai mendaftarkan diri di loket pendaftaran pasien kami menunggu di depan poli bedah nomor 12 dengan papan bertuliskan dr. Radhi Bakarman, SpB, FICS di depan pintunya. Kami mendapat nomor antrian 6. Tidak akan begitu lama, pikir saya. Oh, ya, mengapa kami ada di pol