Skip to main content

Posts

Showing posts from September, 2016

#Cie, nikah ...

Akhirnya tuntas sudah pencarian itu dalam sebuah ikatan suci pernikahan. Sh e was found him . Sekitar sebelas hingga duabelas tahun yang lalu, dia adalah teman bermain saya. Sungguh waktu beranjak begitu cepat. Dimulai pada hari dimana dia datang ke rumah untuk mengantar sebuah undangan pernikahan. Dari situ saya sadar, dia bukan lagi teman masa kecil saya. Dia telah beranjak dewasa, bahkan hari ini dia telah menjadi seorang istri. Saya penah bercerita tentang ketidaksukaan saya terhadap kehidupan no maden . Gara-gara no maden itu lah akhirnya saya meninggalkan tempat saya dibesarkan. Meninggalkan teman-teman saya, meninggalkan mushola tempat saya mengaji, meninggalkan tetangga-tetangga yang begitu baik terhadap keluarga saya dan tentu meninggalkan kenangan-kenangan manis maupun pahit di Krasak. Dia adalah salah satu kawan yang begitu dekat dengan keluarga saya. Namanya Desi. Usia kami beda setahun, kalau tidak salah. Desi menjadi teman saya bermain sehari-hari di rumah. Dia juga

IRT "Cerdas"

Suatu hari saya membuka Instagram dan menemukan sebuah gambar yang membuat saya sedikit mesem-mesem. Tentang seorang wanita dengan pendidikan tinggi namun ujung-ujungnya hanya menjadi ibu rumah tangga. Well, saya pernah membicarakan hal ini kepada teman-teman perempuan saya. Berbagai macam pendapat dan pandangan mereka tentang hal ini. Ada yang ingin menjadi wanita karir, ada yang ingin menjadi wanita yang bekerja dari rumah (saya nggak tahu apa sebutannya), ada juga yang murni ingin menjadi ibu rumah tangga. Tentu beda kepala beda isi. Tidak semua orang harus berpikir seperti apa yang kita pikirkan. Tidak semua orang harus bertindak seperti apa yang kita lakukan. Terlepas dari itu semua, kita juga harus menghargai keputusan tiap-tiap individu. Saya rasa komentar "Sekolah tinggi-tinggi kok ujungnya cuma jadi ibu rumah tangga?" adalah komentar skeptis. Menjadi ibu rumah tangga yang full time di rumah bukanlah hal yang mudah. Mendidik anak di rumah tidaklah cukup dengan bekal

Jangkrik Bos!

Sore ini saya berkesempatan untuk menonton film yang tengah menjadi buah bibir masyarakat Indonesia Raya. Film humor yang dibuat untuk mengenang tokoh legenda lawak Indonesia, yakni Dono, Kasino, Indro. Secara keseluruhan film ini berhasil membuat saya mulas karena terus tertawa. Dibuka oleh wajah Om Indro yang bulat dan lucu ketika membawakan berita yang sama sekali tidak penting. Bahkan sesaat sebelum Om Indro bicara, ada seseorang di dalam bioskop yang berkomentar “Baru lihat wajahnya saja sudah bikin ketawa.” Ah Bapak bisa aja. Saya adalah seorang anak yang dibesarkan oleh keluarga pecinta warkop. Terutama Bapak. Bapak saya adalah fans sejati film-film   Dono, Kasino, Indro. Saya pernah melihat Bapak nonton film warkop di tv sampai ngakak sejadi-jadinya. Saya yang waktu itu masih kecil kan jadi bingung kenapa kok Bapak saya bisa ngakak seperti itu. Saya hanya bisa melototin tivi dengan tetap tidak mengerti apa yang membuat Bapak seperti itu. Maklum lah ya, masih kecil.