Skip to main content

Posts

Showing posts from April, 2021

H PLUS SATU #7

Selasa, 20 April 2021. Aku bangun jam lima kurang. Terbangun karena salah satu pasien yang ada di kamar kami sepertinya sedang kesakitan. Kamar nomor 32 ini berisi tiga orang pasien. Satunya seorang ibu muda yang baru melairkan, satunya aku, satunya lagi seorang ibu yang entah apa sakitnya aku tidak tahu. Tapi, yang terakhir ini yang paling parah diantara kami. Aku ikut merasakan sedih ketika beliau kesakitan, menangis, dan sering muntah ketika makan baru dapat sesuap. Setelah ke kamar mandi dan menyeka muka serta badan (tidak lupa pakai gincu, mottonya tetap: meski sakit harus shining, shimmering, splendid ) aku mengganti pakaian pasienku dengan baju ganti yang aku bawa dari rumah. Setiap di sini aku selalu mengganti sendiri pakaianku (tanpa bantuan perawat) yang mengakibatkan selang infus berwarna merah karena darahnya naik, huft. Kalau sudah begitu aku akan berdiam diri sejenak dan melemaskan tanganku, menunggu darahnya berangsur turun kembali. Setelah berkemas, merapikan te

HARI H #6

Menulis catatan ini di hari Rabu dimana aku sudah selesai menjalani operasi. Masuk rumah sakit Minggu malam dan keluar rumah sakit Selasa malam. Tulisan terakhir aku menulis Minggu malam, ketika pertama masuk ke kamar rumah sakit. Kali ini aku akan bercerita pengalaman dari Senin dan Selasa. Here we go~ Senin, 19 April 2021. Aku terbangun pukul 00.44 karena gerah melanda dan mungkin juga efek gugup karena paginya akan melangsungkan operasi. Kurang lebih dua jam aku tidak bisa kembali tidur. Aku sendirian, tidak ada bapak dan ibu atau siapapun yang menemaniku. Memang aku yang minta, kasihan juga kalau bapak harus berjaga dan tidur di lantai. Toh, aku bukannya dalam kondisi tidak berdaya. Cuma ya emang si infus ini bikin mobilitas jadi terbatas, bingung obah. Setelah minum air putih (mumpung belum masuk waktu puasa) dan buang air kecil yang jadi sangat merepotkan karena harus geret-geret tiang infus dan juga setelah ngobrol sama Donat di WA aku melanjutkan tidur. Enggak nyenyak-n

OPNAME #5

Aku baru tahu bahwa diinfus ternyata sesakit ini. Kalau dipikir-pikir benar juga kata Donat. Ngapain diinfus segala? Aku jawab mungkin karena setelah ini tidak boleh makan atau minum jadi asupan nutrisinya ya dari infus. Malam ini aku tidur di rumah sakit. Setelah datang ke IGD dan menandatangani segala macam berkas akhirnya aku diantar masuk ke kamar. Fasilitas kelas tiga, sesuai dengan keanggotaanku di BPJS. Aku bermalam sendiri. Setelah kupikir lagi rasanya aku bisa sendiri. Bapak dan Ibuku juga mengamini. Awalnya bapak yang ingin menjagaku, tapi kemudian kami memikirkan satu hal yang sama. Aku tidak mengalami penyakit yang butuh perhatian ekstra. Jadi, misal aku bermalam sendiri masih sangat memungkinkan. Perjalanan dari IGD ke kamar aku bersama ibu dan diantar seorang dokter. Aku bicara pada dokternya, "Dok, misal malam ini saya sendirian, nggak ada yang nemenin gpp, kan?" Dokternya tertawa, "Ya gpp, yang penting mbaknya." Ya juga, hahaha. Mungkin dalam hati do

MENUJU OPERASI #4

Kemarin jam tujuh pagi aku sudah sampai lagi di Yasmin. Kali ini aku harus melakukan antigen, foto thorax dan bertemu dokter anastesi. Setelah ke meja pendaftaran aku menuju lab untuk pemeriksaan antigen. Aku dibawa menuju poli paru untuk diperiksa. Ini pertama kalinya hidungku disogok dan kalimat pertama yang keluar dari mulutku ke petugasnya adalah “aduh mbak geli banget” . Rasanya seperti sebatang lidi dimasukkan ke dalam hidungku. Geli dan lumayan menimbulkan genangan air di mata. Proses yang singkat itu berlalu tanpa ada kendala. Aku kembali menunggu di depan lab hingga kemudian petugas memintaku untuk menuju radiologi. Nah, di hari aku bertemu dr. Radhi tempo hari ketika beliau memberitahuku Jumat harus cek lab dan foto, aku mengira foto di sini adalah foto wajah pasien. Ya, maklum saja belum pernah operasi, guise. Ternyata foto yang di maksud di sini adalah foto thorax. Aku menuju ke ruang radiologi dan menunggu beberapa saat sampai akhirnya tiba giliran. Masuk ruang radio

AKHIRNYA OPERASI JUGA #3

“Operasinya Senin pagi, ya. Jumat cek darah sama poto terus Minggu malam ngamar.” Itulah kalimat pertama dr. Radhi ketika aku datang untuk ketiga kalinya kemarin siang. “Siap, kan?” katanya lagi menyadarkan aku bahwa semua terjadi begitu cepat. Aku menyanggupi. Setelah itu pikiranku langsung tertuju pada jadwal siaran yang harus aku alihkan kepada kawan-kawan di Mandala. Aku lupa kapan terakhir kali mengatakan tidak siap pada sebuah pengalaman baru. Dulu disuruh memandu talkshow gubernur aku mengiyakan saja tanpa beban, baru ketika mendekati hari H kelimpungan setengah mati karena gugup. Saat diminta ngemc acara yang mendatangkan tamu penting aku juga mengiyakan saja tanpa beban, baru nanti setelahnya akan mengutuki diri sendiri kenapa mau-mau saja. Tapi, aku menyadari, selama orang-orang memintaku untuk melakukan sesuatu itu berarti mereka menganggap aku mampu. Dan sejauh ini aku juga selalu merasa bahwa aku mampu. Tapi, itu adalah pengalaman-pengalaman yang berkaitan dengan du

YOK SEHAT YOK #2

Kali ini aku menunggu lumayan lama. Bukan lumayan lagi, tapi memang lama. Dapat nomor antrian dua puluh satu membuatku menunggu giliran sambil terkantuk-kantuk. Kali ini ada lumayan banyak pasien yang ingin bertemu dr. Radhi. Melihat sekelilingku aku jadi sadar bahwa bukan aku saja yang malang, ada banyak orang. Aku datang jam setengah satu siang dan baru masuk ke ruangan dr. Radhi hampir jam tiga sore. Aku adalah pasien dua terakhir hari itu, dibelakangku ada satu pasien tersisa. Masuk ke ruangan aku segera menyerahkan hasil USG minggu lalu. Setelah membaca sejenak, beliau membenarkan ada sesuatu di kedua lenganku. Benar, itu adalah tumor jinak. Beliau menanyakan mana dulu yang kira-kira harus diambil tindakan. Aku yang entah kerasukan apa hari itu menjawab lengan kanan. Beruntung dr. Radhi meyakinkan kembali, simpelnya begini “beneran lengan kanan dulu? ngga yang kiri dulu?” Aku seperti sadar dari gendam. Lah iya, selama ini kan yang menganggu yang kiri, kenapa jadi yang kanan

YOK SEHAT YOK #1

Kemarin menjadi hari yang sibuk. Seharusnya Rabu adalah hari liburku bertugas siaran, tapi kemarin aku menghabiskan setengah hari mulai dari siang dengan kesana-kemari. Pertama aku ke Yasmin untuk bertemu dr. Radhi setelah sebelumnya mendapat rujukan dari dr. Wulan yang bertugas di Puskesmas Sobo. Aku lupa pernah cerita soal ini atau tidak tapi seingatku pernah aku singgung sedikit soal benjolan yang ada di lengan kanan dan kiriku. Siang kemarin aku bertemu dr. Radhi untuk pemeriksaan. Setelah melihat bentuk dan letak benjolan aku disarankan untuk USG. Benjolan di lengan kanan masih di taraf wajar menurutku. Tapi kalau di lengan kiri ini sudah agak aneh. Karena dia mengubah bentuk lenganku. Suster bingung, dr. Radhi bingung, apalagi aku. Dari ruangan dr. Radhi aku menuju loket pendaftaran dan minta dibuatkan janji dengan dokter yang ada di poli radiologi. Aku dapat nomor urut lima di jam 18.00 hari itu juga. Selesai dari Yasmin aku bertemu Jingga (bagus, ya, namanya) ketua komisari