Selasa, 20 April 2021. Aku bangun jam lima kurang. Terbangun karena salah satu pasien yang ada di kamar kami sepertinya sedang kesakitan. Kamar nomor 32 ini berisi tiga orang pasien. Satunya seorang ibu muda yang baru melairkan, satunya aku, satunya lagi seorang ibu yang entah apa sakitnya aku tidak tahu. Tapi, yang terakhir ini yang paling parah diantara kami. Aku ikut merasakan sedih ketika beliau kesakitan, menangis, dan sering muntah ketika makan baru dapat sesuap. Setelah ke kamar mandi dan menyeka muka serta badan (tidak lupa pakai gincu, mottonya tetap: meski sakit harus shining, shimmering, splendid ) aku mengganti pakaian pasienku dengan baju ganti yang aku bawa dari rumah. Setiap di sini aku selalu mengganti sendiri pakaianku (tanpa bantuan perawat) yang mengakibatkan selang infus berwarna merah karena darahnya naik, huft. Kalau sudah begitu aku akan berdiam diri sejenak dan melemaskan tanganku, menunggu darahnya berangsur turun kembali. Setelah berkemas, merapikan te
Hamba Allah yang lucu dan ayu *tiupkuku