Skip to main content

Posts

Showing posts from February, 2016

Ujung-Ujungnya Blambangan

Ada kalanya seseorang harus mencoba hal-hal baru di luar zonanya. Malam ini aku keluar dari zona nyamanku. Keluar dari zona nyaman itu tidak mudah ternyata. Berulang kali aku meyakinkan diri bahwa segalanya akan baik-baik saja. Ah, bagaimana bisa baik-baik saja jika pukul 10 malam aku masih keliaran di jalan. Ini bukan sedang menjadi panitia Opspek atau acara kampus lainnya. Tidak ada acara apapun. Hanya hang out biasa. Hebat nian perempuan satu ini -___- Aku dan Donat keluar rumah sekitar pukul 8. Kami berhenti di Taman Sritanjung. Dari sana kami bertemu dengan Lia yang ketika baru datang dia sudah teriak “Meey, aku salah satu penggemar blog-mu.” Lia oh Lia … how unic she is. FYI , Lia ini teman Donat KKN. Dan entah kenapa aku dan Lia bisa akrab hingga hari ini. Guys , perlu kalian tahu, makhluk bernama Lia ini merupakan salah satu makhluk Tuhan yang paling sangklek yang pernah kutemui. Dia, Lia Nurmala Sari adalah perempuan kocak yang dengan mudah

Terimakasih Kalian

Ketika apa yang kamu kerjakan mendapat sambutan baik, sudah pasti kamu akan senang. Aku pun begitu. Kemarin Donat memberitahuku jika Lia membaca blog-ku. Lalu aku melihat DP BBM Lia yang merupakan screenshoot -an salah satu blog-ku. Dan aku juga membaca PM-nya yang sukses membuatku terharu. Selama ini aku tidak pernah memikirkan tentang bagaimana masa depan blog-ku. Yang aku tahu hanya tetap menulis dan menulis. Menulis apapun yang ingin aku tulis. Cita-cita membuat blog dulu juga sekedar ingin menyalurkan hobi menulis. Aku berterimakasih kepada pembaca yang secara terang-terangan memberikan pujian pada blog-ku. Seperti Lia, Citra dan Rohmatin (adik yang aku kenal secara maya) :D Mereka memberikan suntikan semangat yang entah mengapa sangat membuatku terpacu untuk lebih produktif. Juga kepada pembaca yang rajin mengunjungi blog-ku diam-diam, hehehe … Dan tentunya kepada seluruh tokoh utama dalam setiap tulisan yang aku posting. Dari mereka aku dapat me

Kadang Menjadi Tidak Kepo Itu Harus

Akhir-akhir ini marak isu mengenai LGBT. Sebagai remaja kekinian aku juga akan menguliknya sedikit. Sedikiiiiiit saja biar nggak banyak *Iyalah, duh Mey -__- Sedikit saja, karena hasil akhir catatan ini bukan membahas LGBT. Secara pribadi aku tidak membenarkan LGBT. Lesbi, Homo, dan teman-temannya yang menyimpang. Seperti postingan Suryanto, binatang saja tidak mau kawin dengan sejenis. Hambok manusia jangan kalah sama binatang. Tapi aku juga tidak menyalahkan pelaku LGBT. That’s your right, your choice. Pada dasarnya manusia terlahir baik. Perjalanan hidup mereka saja yang akhirnya akan membentuk karakter masing-masing. Toh, diantara kita tidak akan ada yang tahu bagaimana hasil akhir di hadapan Tuhan, kan? Aku selalu terbuka dengan segala macam jenis teman. Dan dari mereka yang memiliki beragam watak, aku akan belajar sesuatu yang baru. Hal yang selama ini belum aku ketahui. Hal-hal yang tidak pernah aku dapatkan di bangku sekolah. Psikologi

It's Me, Mey ...

Setelah hidup selama 20 tahun, akhirnya ada laki-laki yang protes terhadap sikapku. Hari ini aku ke kampus untuk menyelesaikan segala urusan semesteran, serta urusan KKN. Ini pertama kalinya aku bertemu sisa-sisa teman KKN setelah tanggal 19 lalu. Ada aku, Farin, Mas Heri, Haisah, Achonk dan Tomi. Seperti biasa, jika ada Tomi disana bisa dipastikan aku tidak akan bisa mengontrol tertawaku. Benar saja, entah apa yang Tomi katakan saat itu, tapi itu sukses membuatku ngakak. Dan waktu itu posisi kami ada di parkiran bawah ring basket sebelah Barat. Saat sedang ngakak itulah tiba-tiba Mas Heri mengeluarkan kalimatnya. “Mbak Mey, samean ini cantik yo…” You know gaes , dengan tatapan prihatin. Aku tahu arti kalimat itu. Karena selama di posko berulang kali Mas Heri nge-gap aku ketawa ngakak dan saat itu pula aku terpaksa berhenti. Gini gaes, jangan salah paham dulu. Aku tahu maksud Mas Heri baik. Beliau pasti ngeman , dan yang di eman ini malah nggak bisa di

Sampai Bertemu Kembali

Aku anggap itu adalah kata perpisahan yang kamu ucapkan secara tidak langsung. Terimakasih karena sudah mau mengingat, meskipun tak tercatut namaku disana. Eh jangan lah, zaman sekarang mencatut nama sembarangan bakal masuk bui hehehe :D Aku tak menyangka jika kamu masih membaca A Gift yang kuberikan. Duh, untuk apa? Aku benar-benar malu jika mengingat semua itu. Aku tak percaya pada diriku sendiri bahwa itu semua aku yang menulis. Anggap saja itu masa-masa jahiliyah yang aku lalui :D Tapi aku tidak menyesal, sama sekali tidak. Mungkin jika aku tidak menulisnya, akan muncul jerawat-jerawat nakal di wajahku. Dengan pengakuan yang aku utarakan setidaknya ada perasaan lega yang hadir. Kamu bilang aku berani? Kamu tidak tahu bagaimana jungkir baliknya perasaan saat akan mengirim gift itu. Kamu tidak tahu sudah berapa kali aku mengedit kalimat-kalimat yang aku rasa menjijikkan. Kamu tidak tahu bagaimana susahnya meyakinkan diri sendiri bahwa apa yang aku lak

Turun Gunung

Semenjak KKN aku jadi agak tulalit. Jadi seperti orang linglung. Lupa hari, lupa tanggal, lupa pulang, lupa mau nulis apa ... Seharian ini aku sibuk mondar-mandir ngetan ngulon bersama Farin. Mulai dari rumah Mbak Wella ( nunut ngeprint, karena printer di sekretariat sedang ngambul ), ke SD 2 Balak (komunikasi ke Kepala Sekolah untuk peminjaman ruang) hingga ke SMP 2 Songgon (mengantar surat delegasi peserta). Aku sempat sadar jika hari ini hari Jum'at. Karena dari pagi aku sudah wanti-wanti diri sendiri agar gerak lebih cepat. Yaa you know lah, Friday is a short day . Hari ini aku bahagia. Ah, bahagia itu sederhana saja. Ketika kamu memperjuangkan apa yang kamu harapkan dan itu terwujud, bahagianya dimana-mana. Peminjaman tempat untuk acara Selasa besok berjalan dengan sangat sangat lancar. Pak Erpandi, yang merupakan Kepala SD 2 Balak benar-benar pribadi yang menyenangkan. Beliau mempersilakan kami untuk meminjam tempat pertemuan. Nah, siapa

Ketika Mereka Datang #Cerita8

Hari ini aku kedatangan tamu istimewa. Orang yang selalu aku tunggu kedatangannya. Orang yang selama ini selalu kurindukan. Orang yang senantiasa hadir dalam doa-doaku. Orang yang sangat aku cintai dan pasti juga mencintaiku. Aku kedatangan Abah, Ibu dan Fahri. Jangan di tanya bagaimana bahagianya aku melihat mereka. Melihat mereka tersenyum di depan mataku. Melihat mereka baik-baik saja dan dalam keadaan sehat. Betapa bahagianya aku bisa memeluk dan mencium Fahri setelah berminggu-minggu lamanya kami tak berjumpa. Hari ini memang aku dan Ibu saling berkirim pesan. Aku memancing beliau dengan pertanyaan “Nggak kesini?” Beliau membalas “Insyaallah nanti sore, kalau nggak hujan.” Sebenarnya aku tidak apa-apa jika Abah dan Ibu tidak datang. Aku maklum, akhir-akhir ini cuaca Banyuwangi sedang galau. Setelah pesan itu aku tidak tahu apakah Ibu jadi datang atau tidak. Karena memang pesanku yang terakhir tidak ada balasan. Aku melanjutkan aktivitasku