Sejak keputusan paling impulsif yang aku ambil itu, aku semakin dilanda keraguan. Apa sebetulnya yang aku cari? Apa sebetulnya yang aku pikirkan ketika memutuskan hal itu? Benarkah itu keputusan yang aku ambil secara sadar? Benarkah itu hal yang aku butuhkan? Aku tidak menyangka justru menceburkan diri secara sukarela dalam sebuah keadaan yang tidak pernah aku alami sebelumnya. Dalam keadaan yang aku sama sekali tidak berpengalaman. Keadaan yang hanya membuatku pening jika mengingat lagi apa sebenarnya tujuan yang mau aku capai? Setiap hari yang aku rasakan hanya perasaan bersalah. Kemana perginya perasaan penuh kupu-kupu yang dulu aku rasakan? Oh, apakah aku ini hanya penasaran saja? Rasa penasaran yang tanpa disadari membawaku pada keadaan yang entah bagaimana akhirnya. Yang aku sadari sekarang adalah, komunikasiku ternyata buruk sekali. Oh, Tuhan. Aku tidak bisa –atau mungkin tidak mau?– menjelaskan apa yang aku rasakan. Aku ini pengecut, bersembunyi dibalik waktu. Padahal bis
Hamba Allah yang lucu dan ayu *tiupkuku